Minggu, 29 Oktober 2017

Kelas 5 Arab Melayu dan Cara penulisannya

- Oktober 29, 2017

PEMBELAJARAN HURUF ARAB MELAYU

HURUF ARAB MELAYU
Arab Melayu adalah huruf arab yang telah dimodifikasi bacaannya menjadi bahasa melayu. Beberapa bentuk dari huruf asli arab masih digunakan dalam menulis arab melayu. Tetapi ada sebagian huruf yang dirubah dengan penambahan titik agar bunyi bacaan sesuai dengan bahasa Melayu.

Arab melayu merupakan salah satu bukti dari teori Mekkah, teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 tahun 674 melalui pantai barat Sumatra yang dibawa oleh pedagang asal Arab (Mesir). Dasar dari teori ini adalah telah adanya pedagang asal Arab pada abad ke-7 tahun 674 yang mendirikan perkampungan di pantai barat sumatra. Berdasarkan pertimbangan telah berdirinya perkampungan di Kanton pada abad ke-4 hal ini juga sesuai dengan pemberitaan di Cina.
Dari situlah akhirnya huruf-huruf arab berasimilasi dengan bahasa melayu di dalam tulisan. Selanjutnya, pada masa penyebaran Islam, beberapa kerajaan Islam di wilayah Nusantara menggunakan media komunikasi berupa bahasa Melayu bertuliskan Arab. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa peninggalan bersejarah sebagai berikut:
a. Koin Kesultanan Palembang Darussalam yang bertuliskan arab melayu.
b. Batu Bersurat Terenggamu yang bertuliskan arab melayu di tebing sungai Tersat, Kuala Berang di Hulu Terenggamu.
c.  Makam atau nisan pejuang Islam yang bertuliskan arab melayu, seperti yang terdapat pada dinding makam pahlawan nasional dari Aceh, Cut Nyak Dhien.
d.  Kitab Sabilal Muhtadin karangan Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari yang ditulis dengan menggunakan huruf arab melayu. 

Cara penulisan dan pengucapan huruf arab melayu
a. Huruf ditulis secara gundul (tanpa harakat atau baris)
b. Huruf alif yang berdiri sendiri berbunyi a atau e.
c. Huruf alif yang diikuti waw berbunyi u atau o.
d.         Huruf alif yang diikuti ya berbunyi i atau e
e. Konsonan diikuti huruf alif akan berbunyi fathah
f. Konsonan diikuti huruf waw akan berbunyi dhommah
g. Konsonan diikuti huruf ya akan berbunyi kasroh
h.  Konsonan di awal atau di tengah kata tanpa diikuti alif, waw atau ya berbunyi fathah.
i.          Huruf ‘ain digunakan sebagai penanda huruf k pada sebagian kata huruf melayu.
            b. Kaidah Penulisan Arab Melayu
Penulisan huruf arab melayu dapat dirumuskan menjadi beberapa kaidah sebagai berikut:
1)    Kaidah 1
Setiap suku kata yang diawali dan diakhiri dengan konsonan, cukup dituliskan konsonannya (tanpa diberi saksi). Contoh:
          Tempat            : تمفت
          Hampir            : هممفر        
          Pintar               : فنتر 
          
       2)       Kaidah 2
a. Suku kedua dari berbagai huruf hidup yang berbunyi “a”, mendapat saksi alif (ا) , tetapi suku pertama yang dari belakang hidup berbunyi “a” tidak mendapat saksi.
Contoh:
Badan         : بادن
Raja             : راج   
Laba            : لاب
b.  Suku kedua dari belakang hidup berbunyi “e” dan suku pertama dari belakang berbunyi “a”. Maka suku kesatu dari belakang mendapat alif saksi.
Contoh:
Kera            :كرا
Reda           : ردا
Peta             :فتا  
Jeda             :جدا

3)       Kaidah 3
Bila suku pertama dan kedua terdiri dari vokal i, o, dan ai, maka huruf atau konsonan arab itu diberi saksi “ya (ي)”.
Contoh:
Kiri      :كيري
Mini     :ميني
Seri      :سيري
Nilai     :نيلي
Lihai    :ليهي
       4)       Kaidah 4
Bila suku pertama dan atau kedua hidup berbunyi “o”, “u”, dan “au” ditulis dengan waw () saksi.
Contoh:
Roda    : رود
Lubang            : لوبع
Pulau   : فولو
Kicau   : كيجو
Surau   : سورو
       5)       Kaidah 5
Bila suku terakhir berbunyi “wa”, ditulis dengan huruf “waw” dan “alif”.
Contoh:
Dewa   : ديوا
Bahwa : بهوا
Kecewa: كجيوا
Jiwa     : جيوا
Siwa    : سيوا
       6)       Kaidah 6
Bila huruf awal pada suku kata pertama terdiri dari vokal, maka:
a. Kalau vokal itu terus diikuti dengan konsonan, maka dituliskan alif saja. Contoh:
     Antar           :انتر
     Intan           :انتن
     Untung        :انتع
     Unta            :انت
     Enteng        :انتع
b. Kalau suku kata pertama itu berbunyi “a” saja ditulis dengan alif. Contoh:
     Abang         : ابع
     Aman          : امن
c. Kalau suku kata pertama berbunyi “i” atau “e” ditulis dengan huruf alif dan ya. Contoh:
     Ipar             : ايفر
     Edar                        : ايدر
     Nilai            : نيلي
d. Kalau suku kata pertama berbunyi “o” dan “u” ditulis dengan alif dan waw. Contoh:
     Ubah           : اوبه
     Obat            : اوبت
       7)       Kaidah 7
Gunakan huruf alif dilanjutkan ya, bila suku kata satu dengan yang lain berbentuk “a-i”. Dan gunakan tanda hamzah di atas waw sesudah alif saksi untuk bentuk “a-u”
Contoh:
Kail      :كايل
Saing   : سايع
Sauh    : ساؤه
Mau     : ماؤ
       8)       Kaidah 8
Bila suku kata yang satu dengan yang lain berbentuk “i-a”, maka penulisannya dengan cara menghubungkan huruf ya dengan huruf sesudahnya (atau boleh dengan memberikan tanda alif gantung di atas ya). Contoh:
Kian     : كين
       9)       Kaidah 9
Bentuk “u-a” harus dinyatakan dengan huruf alif sesudah huruf waw. Contoh:
Buat     : بوات
Tuan    : توان
       10)     Kaidah 10
Bentuk “i-u” harus dinyatakan dengan memberikan huruf waw sesudah huruf ya. Contoh:
Liur      : ليور
Beliung: بليوع
Nyiur   : ثيور
       11)     Kaidah 11
Bentuk “u-i” dinyatakan dengan huruf waw dan ya. Contoh:
Kuil     : كويل
Buih     : بويه
Puing   : فويع
Bentuk “o-i” juga dapat memakai cara tersebut, contoh:
Boing   : بويع
       12)     Kaidah 12
Awalan me, ber, per, pe, ter, di, se, ke, ku tidak menimbulkan perubahan ejaan, penulisannya dengan merangkaikan saja. Contoh:
Mengambil      : مغمبل
Berbunyi          : بربوثي
Perkasa            : فركاس
Pedagang         : فداكع
Terlepas           : ترلفس
Didera             : ددرا
Dan untuk awalan yang diiringi oleh vokal, maka penulisannya dengan cara menambahkan atau menggantikan alif dengan hamzah.
Contoh:
Seiring             : سايرغ
Keujung           : كؤجع
Kuambil           : كوامبل
       13)     Kaidah 13
Partikel kah, lah, tah dan pun penulisannya tidak mengubah ejaan (tinggal merangkaikan). Contoh:
Bacalah            : باجله  
Makankah        : مكنكه
Apatah             : افته
Bunyipun         : بوثيفون
Untuk partikel pun ada sedikit pengecualian yaitu dengan menambahkan waw sesudah huruf fa.
       14)     Kaidah 14
Tentang imbuhan kan, ku, mu dan nya.
a. Bila suku kata terakhir diawali dan diakhiri oleh konsonan, maka penulisannya tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh:
     Tanamkan   : تانمكن
     Rambutmu  :رمبتمو
b. Suku kata terakhir berbunyi ai dan ua tidak mengalami perubahan ejaan. Contoh:
     Tupaiku       : توفيكو
     Kerbaunya  : كوبوث
    
c.  Suku terakhir terdapat sebuah vokal, perangkaian dengan akhiran ini akan mengubah ejaan. Contoh:
     Bukumu      : بكومو
     Hatinya       : هتيث
d.         Kata yang sudah berakhiran an, i dan kan tidak mengalami perubahan ejaan jika dirangkaikan dengan imbuhan yang lain. Contoh:
     Pergaulannya          : فركاؤلنث
     Menjalaniya            : منجلانيث

     Perkataanmu.          : فركتأنمو

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih,sangat membantu😊

Unknown mengatakan...

Terima kasih ....
Sangat membantu 🙏😊

Anonim mengatakan...

Uweeeee

Anonim mengatakan...

Uweeeee

Posting Komentar

 

Info Tempat Wisata Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea